Selasa, 17 April 2012

TENTANGKU


                Apakah kau menyangka ini tentang perjalanan hidupku? Atau kisah sekolah, rumah, percintaan, persahabatan, atau kisah-kisah remaja yang hangat ditelingamu? Bukan. Ini hanya sekedar curahan hati yang kuharap menjadi pelajaran berharga bagi dikau para pembaca……
Aku bukan tipe orang yang bisa melapkan amarah dan tangisan di depan orang lain. Setiap kali aku berbuat salah, aku akan terdiam dan seluruh organ tubuhku seakan membatu. Mulutku takkan bergerak cepat dan spontan seperti yang orang lain lakukan dengan mengatakan “maaf”. Bodohnya aku, sampai banyak orang akan tersakiti dengan kebiasaanku ini. Pada dasarnya, jika aku melakukan kesalahan, aku akan meminta maaf bukan melalui perkataan tetapi melalui lakuanku. Aku akan melakukan apapun pada saat itu juga agar ia mau memaafkanku dan tetap dalam konteks kewajaran.Aku juga sering mengganggap diriku ini aneh karena selalu berperilaku yang sepenuhnya bukan diriku. Aku sering tertawa, berlari, tersenyum, lasak, dan apapun yang orang tau. Aku senang memiliki sifat yang tidak terlalu kaku dan monoton dibandingkan orang lain. Tapi, tak banyak orang yang mengerti apa yang ada di dalam hatiku ini. Terkadang, semua sifat yang kumiliki tadi hanya menjadi kulit luarku saja. Aku sering memotivasi orang lain, tapi aku tak bias membangkitkan diriku sendiri dari keterpurukan sekalipun. Aku dapat mengerti orang lain, tapi aku sulit mengenali apa yang kubutuhkan untuk diriku sendiri. Aku selalu berusaha jujur dan tak ingin berlaku salah. Aku kira, semua manusia memiliki keinginan yang sama seperti diriku ini. Ku aplikasikan ini ketika aku SMP, seperti tidak bertanya pada saat ujian atau aku tak berani melihat contekan. Tapi dunia ini selau bentangkan beribu jalan kepada ku agar aku dapat leluasa melakukannya. Aku memang tidak mencontek saat ujian tapi aku selalu dicobai dengan memberikan jawabanku kepada temanku. Sehingga dunia menawarkan aku dengan tangan terbuka untuk membayar kebaikanku dengan bertanya kepadanya. Kebaikan?? Butuh 7 x pikir panjang sebenarnya menyatakan yang kulakukan barusan adalah sebuah kebaikan. Sampai saat ini, ku rata-ratakan aku berhasil menyoretkan jawabanku dikertas perangku itu dengan pemikiranku sendiri. Tapi, aku juga manusia biasa yang menginginkan sebuah nilai baik paling tidak mencukupi. Aku iri dengan hasil oirang lain yang bagus bahkan bukan dengan otaknya sendiri. Kondisi inilah yang terkadang membuatku bingung atas pilihanku untuk tetap bertahan jujur. Sampaiaku berpikir, “Jujur atau sok jujur”. Aku ingin membuka mulutku dan mengikuti jejak teman-temanku yang mulai berbisik seperti suara lebah yang memenuhi otakku.
Dulu aku punya teman yang mau menemaniku walaupun aku dalam keadaan mendung. Dia akan dating dan memelukku. Lalu dia akanmemotivasiku dan kembali membangkitkanku dengan mengajakku kembali focus belajar. Tapi, dia mengajakku sesuai kehendaknya, entah kemana, dan untuk apa yang terkadang membuat aku kesal dan menyesali kedekatanku kepadanya. Tapi apa?? Aku tak pernah sekalipun membantah ajakannya. Benar-benar tak punya pendirian dalam memilih. Dunia sering sekali menyempitkan aku dengan menjejerkan banyak pilihan. Berbagai rasa, wujud, warna, dan aku selalu bingung memilihnya. Membuat aku selalu tercekat didalam tawaran-tawaran itu. Dunia memang memberikan hal positif kepadaku. Tapi dilain waktu, mereka ingin memberikan hal negative kepadaku.
Saat SMP, gayaku sangat berbeda dengan diriku yang saat ini. Gelang tali gelap yang berjejer mengelilingi pergelangan tanganku, kalung yang bertali-tali hitam bermatakan lingkaran dengan corak yang tak bermakna, tas sandang yang selalu kusilangkan ditubuhku, celana jeans panjang, topi, jacket abu-abu, sandal bertaliku,dan rambut yang berikat 1.Bahkan sampai saat ini aku masih mengingat betul diriku yang dulu. Jika dipikir-pikir, kini hidupku sudah berubah ±180 dari yang sebelumnya. Memakai baju kemeja, memasukkannya kedalam celana, memaki tali pinggang dengan rapi, memakai sandal bertali, celana longgar, dan aku telah meninggalkan sebagian dari garis hidupku.
Terkadang aku berpikir, bahwa sifatku yang sulit menolak apa yang orang minta kepadaku, menjadi sebab-akibat pertemananku dengan mereka. Mereka seakan memiliki maksud tertentu dengan mendekatiku. Hah, pemikiran macam apa yang kumiliki ini?? Kata ”tidak” seakan menjadi musuh bebuyutanku sejak aku bersekolah. Mengikuti apa yang temanku lakukan. Dan penyesalan akan dating terlambat. Aku tak suka keluar rumah karena aku sudah terbentuk dalam keluarga ini sebagai anak rumahan. Lama tak dibelikan HP membuat teman-teman mendesakkau untuk memiliki alat elektronik yang memacu dosa tak terdefenisi itu. Aku baru mendapatkannya ketika aku sudah memilih sekolah SMAku dan itu sudah berada pan puncak masa-masa SMPku disaatorang lain telah menjangkau dunia yang sangat luas dibandingkan aku. Berita buruknya kalau mengenai pemakaiannya, aku masuk ke Asrama Yayasan Soposurung Balige yang tidak memperkenankan siswa/I nya untuk membawa HP tersebut. Terhitung, tak bulat 1 tahun pun aku memakainyasetelah pembelian HP tersebut. Aku juga tidak tau mengendarai sepeda motor hingga saat ini. Membuat aku seakan menjadi manusia terkuno di tengah bumi yang bulat lonjong ini. Aku selalu menumpang dengan sepeda motor orang lain. Ketika itu aku sudah dikelas 3 SMP dan mereka mengajakku pergi sepulang acara kebaktian malam sabtu. Sesaat aku terdiam dan seakan tak punya pilihan lain dan menjawab dengan kata “ya”. Pada saat itu mereka membawaku melayang menjelajahi gelapnya malam yang diterangi dengan lampu jalanan. Tanpa ku sadari, aku telah menjadi seorang anak bayi yang dibonceng olah orang tua semuku yang hanya bias tertawa menikmati suasana. Mereka seolah-olah melindungiku diatas sepeda motor itu dengan tak membiarkanku pergi membawa sepeda motor itu.
Aku merupakan orang yang mencintai keluargaku karena ternyata merekalah yang menjadi sahabat setiaku didunia ini. Mereka menemaniku makan, belajar, mereka mengajarkan aku yang kini menjadi tempat pelampiasanku ketika aku sedih ataupun senang. Setiap ku petik senar-senar yang berbaris sambil duduk memeluknya diatas pangkuanku, seakan pikiranku sedang menari-nari diatas putaran roda dunia yang membuat aku tenang bersamanya. Aku menyayangi ketiga adik laki-lakiku dan kedua orang tuaku karena mereka membangun dan membentuk imanku. Aku menyayangi dan mencintai sepenuhnya mereka dan tak ingin berpisah dengannya. Walaupun aku sedikit menyebalkan tapi rumahku cukup terbantu dengan keberadaanku. Membereskan rumah, menyuap adekku, membantu di dapur, membantu bertukang, bertanam, bercangkul, dan memaku, menjadi keharusanku dalam membantu orang-orang dirumahku ini. Pada akhirnya aku mengetahui bahwa ternyata aku sosok kedua bukan yang pertama. Aku sangat merindukan kehadiran kakak atau abang bahkan adik perempuan.
SMA yang kurasakan berbeda dengan SMA yang dirasakan orang lain. Karena aku sangat menikmatinya bukan karenamemiliiki seorang pacar seperti yang dirasakan oleh orang lain pada umumnya. Merasakan cinta kepada lawan jenis menjadi tolak ukur kebahagiaan hidup masa SMA. Ya, aku memang merasakan cinta itu tapi tidak menggunakan standard remaja lainnya. Aku merasakan cinta kasih ditempatku yang baru ini. Aku memiliki kakak yang paling kukasihi dan puluhan lainnya yang ada disekitarku. Aku memiliki abang yang menaungiku dan puluhan lainnya di lingkunganku. Aku memiliki saudara perempuan yang sangat aku kasihi karena aku merasa memiliki sosok keluarga terdekat setelah aku jauhdari rumahku. Aku memilki sahabat-sahabat yang sangat ku kasihi keberadaannya dan mengasihiku apa adanya walaupun aku tau aka nada rasa benci, iri, bosan, marah, dan sebagainya yang harus siap sedia ku terima kenyataannya. Aku merasa sedikit bahagia dan merasa penuh ketika kekosongan hatiku telah dipenuhi tawa dan hiburan dari sahabat yang kini kumiliki. Yang hidup bersama dan seiringan di dalam 1 ruang yang menyatukan satu sama lain. Satu angkatan, kumiliki, kugenggam, dan tak kulepaskan sampai kapanpun.
Aku merasa bersyukur atas hidup yang Tuhan berikan kepadaku. Ap yang telah kudapat dan kurasakan benar-benar rencana terindah yang kumiliki. Dia menempatkan aku dalm keluarga ini.Dia memberikan aku kekuatan setiap kali aku tersandung dan terjatuh. Dia seakan hadir menemaniku saat sendirian, bimbang, stress, dan hancur. Dia benar-benar menjadi tempat sandaran terbaikku walaupun aku berada dikamar kosong tak berarti ini. Diasiap membukakan tangan-Nya ketika aku dan semua umat manusia meminta pertolongan-Nya. Banyak yang telah Ia lakukan kepadaku hingga aku tak bias menuliskan dan mendaftarkan apa yang telah kulewati bersama-Nya. Aku selalu menaikkan pujian kepada-Nya dan melepaskan doa dan keinginanku kepada-Nya. Aku sangat ingin bertemudengan-Nya, memeluk, dan tertawa bersama-nya. Merasakan kesegaran jiwa dan abadi karena aku benar-benar berbahagia hidup didalam naungan-Nya.
Semua orang memiliki masalahnya yang berbeda. Dan dosa takkan pernah pergi dari hidup kita sejauh apapun engkau pergi melangkah menelusuri dunia ini hingga ke pelosok sekalipun. Aku telah menyadari bahwa kelemahanku terbentukoleh diriku sendiri. Tanpa kau sangka-sangka semua akan terungkapdan berubah seiring berjalannya waktu bersamamu. Kau akan merasakan yang manis melebihi madu bahkan dari sarangnya dan pahitnya hidup melebihi daun papaya bahkan yang telah engkau kunyah sambil membayangkan bahagianya mendapat nilai 100. Kau akan merasakan yang lebih pedas dari cabe rawit yang kau beli dipasar ataupun kau petik secara langsung. Kau akan merasakan yang lebih segar daripada jus tomat campur wortel yang dihidangkan bersama pecahan es yang kau teguk di pagi hari.
Kau mungkin bias menangis keras didepan orang lain. Kau bias marah meledak-ledak didepan orang banyak dank au bias tertawa sangat keras ditengah orang-orang. Dan aku hanya bias melakukan 1 terakhir dari yang kusebutkan. Jangan pernah pikirkan orang lain akan menemanimu setiap saat kau berjalan diatas aspal bebatuan ini ataupun rumput yang berembun ini. Karena dunia ini penuh dengan misteri yang tak dapat kau lihat kedatangannya  seakan tertutupi dengan besarnya pegunungan. Tapi, jadilah sosok yang siap menemani orang lain dimanapun engkau berada agar engkau memilki pengalaman-pengalaman yang menjadi garam berguna bagi hidupmu. Berdirilah di atas telapak kakimu sendiri agar kau mengerti cara kau bertahan menopang dirimu dari kerasnya cobaan dan tuntutan dunia serta mengerti bagaimana caramu berusaha menerobos badai dan dosayang akan menjangkaumu.
Ku akhiri tulisan panjangku ini diatas kertasini dengan goresan penaku ini ditemani turunnya hujan yang kini telah berhenti diluar sana. Di dalam kamar ini, dimana cahaya masuk melalui jendela bejerjak ini. Bersama bayangan gelap disisi kiri kananku, duduk berselimutkan kain berbulu merah ini, dan bersandar di dinding bisu berwarna putih ini. Kutuliskan dengan penuh arti dan kuungkapisi hatiku, semua, diatas ranjang ini…..


By: Esra Natalia Tambunan
       X-2_XXII gen_Berakhir Tanpa jejak Fcn’ers  
       >.^                                                           

Esra_Hanya dekat KasihMu Bapa

Blue Fire Pointer