Kamis, 05 Desember 2013

Text Discussion

Gift Card Bring Advantages and Disadvantages

Gift cards become more popular during recent years. For example, in one season of holiday, sales reach $19 billion in United Stated and seem to grow more in the following season due to their convenience in the side of consumers and retailers.

In retailers side, gift cards bring them some benefits. Selling gift card in simply selling product. When the cards are sold, they will get benefit. Additionally, gift card tends to be a matter of image and trend which means it is not strictly influenced by the functionality. Since gift card is the trend, the sales will increase significantly.

However, there is potential disadvantages in the side of consumers. For example, itune gift cards apply process in the way of completing the shopping. they need do one step to another steps in processing the shopping. Likely, most of the steps apply time and date of validity or expiration. When certain step loose that validating date, the gift cards may be in risk. The gift card can be rejected to redeem. Again, in retailers side, producing card its self is costly. It means that there is additional cost which retailers have to pay.
In whatever thing, we need to be wise. if we can use that gift

1.      What is known from the text?
a.       In everyday, sales reach $19 bilion in United Stated
b.      There is no additional cost which retailers have to pay
c.       When certain step loose that validating date, the gift cards may be in normal condition
d.      Since gift card is the must, the sales will increase significantly
e.       We need to be wise in whatever thing if we can use that gift
2.      “…give cards bring them some benefits…”
What is the meaning of the underlined word?
a.       Gift cards
b.      United States
c.       Consumers
d.      The product
e.       Retailers
3.      What does retailer refers to?
a.       User
b.      Master
c.       Maker
d.      Keeper
e.       Seller

4.      The following is true about the text, except….
a.       Gift card bring advantages and disadvantages
b.      Gift card tends to be a matter of image and trend
c.       They need do one step to another steps in processing the shopping
d.       In the side of consumers, there is potential disadvantages
e.       Gift cards become the slur over the last few years
5.      Rearrange the following jumbled sentence into a good one
1.      Besides that, on twitter we do not need to confirm someone who wants to be our follower. 
2.      Twitter is a new social media that helps people connected to others.
3.      People agree that twitter is interesting because it can be used easily.
4.      This media attracts everybody because it provides opportunity to share activities quickly and easily.
5.      Another benefit of using twitter is we can follow many celebs that we like.
6.      We are able to know what they have done recently. 
Rearrange the following jumbled sentence into a good one…
a.    1-2-3-4-5-6
b.    2-5-6-3-1-4
c.    3-5-1-2-4-6
d.    2-4-3-6-1-5
e.    2-4-3-1-5-6

Kunci Jawaban:
1.      E. We need to be wise in whatever thing if we can use that gift
2.      E. Retailers
3.      E. Seller
4.      E. Gift cards become the slur over the last few years
5.      E. 2-4-3-1-5-6



Nama: Esra Natalia Tambunan

Kelas : XII IA3

Sabtu, 30 November 2013

mariadong dan andodong

Derap langkah maria terdengar di lorong-lorong yang masih sepi. Jam di pergelangan tangan Maria menunjuk angka tujuh dan sebelas, cepat cepat maria menaiki tangga menuju kelasnya. Satu nomor tugas matematikanya belum selesai, jadi dia harus buru buru mengerjakannya. Karena matematika adalah pelajaran petama hari ini. Begitu tiba di kelas, maria mengeluarkan buku catatan matematikanya beserta buku cetak. Kehadiran ando tidak mengalihkan perhatian maria dari tugasnya itu. “kau kerjakan apa Mar?” Tanya ando sambil duduk di samping maria. “matematika” jawab maria singkat. “oh aku udah selesai kau mau?” tawar ando. “gak usah udah bias kau ngerjain sendiri”. “ya udah” jawab Ando.
by:ojesa panggabean

 Ando adalah anak dari inanguda maria yaitu anak dari perempuan ibu Maria. Rumah mereka tidak begitu jauh dan hubungan mereka juga sangat akrab. Ayah ando atau bapa uda maria bekerja di proyek perusahaan di kampong sebelah. Jadi bapauda maria hanya pulang sekali dua minggu, itu pun cuma sehari. 
“mar tadi maktua ada titip uang nggak?” Tanya ando tanpa membuat perhatian maria teralih dari tugas matematikanya. “hepeng aha?” balasnya singkat. “daong, tadi kata mamak minta uang dari maktua, akupun gak tau untuk apa.” 
“ah Tanya langsunglah nanti sama mamakku. Gak tau tau aku itu.” Jawab maria. (Melissa)


 Ando mengangguk pelan memandang maria yang hanya dalam beberapa menit menyelesaikan tugasnya. Tidak ada yang heran akan itu. Ando pun demikian. Hidup bersama maria lebih dari enam belas tahun lebih membuat ando tahu betul bagaimana maria. Maria adalah cewek matematis dan penuh perhitungan, tapi susah sekali untuk focus. Terbukti, maria itu jarang sekali mengerjakan tugas. Tapi kalau ditanya soal kemampuan, semua pasti akan heran melihatnya. Maria pernah mengikuti perlombaan matematika saat sekolah dasar dan menempati peringkat pertama. Meskipun setelah di tingkat provinsi tidak pernah mendapatkan juara. Tapi itu sudah membuat orangtuanya bangga. Lain hal dengan maria, ando adalah anak laki-laki penuh perhatian, dan otaknya diisi dengan sejuta kosakata bahasa yan indah. Dalam sekejap akan dengan mudah terangkai kata kata syahdu, atau cerita pendek sarat makna. Keahlian lain adalah pandai bermain piano. Ando adalah pemain music di gerejanya. Setiap hari minggu orang orang dapat menemukan ando duduk di gereja pukul sembilan pagi untuk latihan sebelum acara dimulai. “eh do “ ujar maria yang telah menyelesaikan tugas matematikanya,”kemarin tulangku datang dari medan.” ‘terus?” Tanya ando sekenanya. Tangannya merogoh tas untuk mengambil buku matematika. “tulangku bawa kaset catching fire!” kata maria lagi. “serius?” ando setengah teriak. Wajahnya hamper memerah kegirangan tapi terhenti karena tiba tiba pak napitupulu dating. Ando meskipun begitu tetap melirik kea rah maria meminta kepastian yang dibalas dengan anggukan lemah. “selamat pagi anak anak” sapa pak napitupulu sebelum memulai pelajaran. (hans)

 2 jam 30 menit berlalu. Bel sekolah berbunyi menandakan sudah saatnya untuk istirahat. “huft, satu hari ini betul betul gak ada les yang enak.” Keluh maria. “ri nani sore kita jadi nontonnya? Sebenarnya hoby sih nonton kayak gituan cuman nanti au ada pertandingan bola melawan kampung sebelah “ sahut ando dari sudut kelas. “eeeh, seru filmnya itu apa! Itukan kelanjutan dari hunger games. Tapi gak papalah “maria mengacungkan jempolnya. Karena sepupu ando dan maria cukup dekat, ando dapat menjadi seorang kakak sekaligus teman bagi maria.
Dengan rada lelah sepulang sekolah, maria melemparkan tasnya ke tempat kain dan berbaring di sana . “maria maria..” suara andi adik maria memanggilnya. “apa?” maria mulai bersungut. “kata mamak setelah pulang sekolah kau langsung ke sawah, makan siangmu udah dibawa. “olo pe” sahut maria. Sesampainya di lading mari langsung memakai tudung kepalanya,dia kesal karena disuruh ke sawah.dengan kesal ia pun berangkat ke sawah.”maria,,,boasa dang mangan ho?”marida,ibu maria duduk lalu meneguk segelas air.”ck,,dang male dope au”jawabnya ringkas.”janganlah kyak gitu kau inang,gara-gara di lading kau makan jadi gak selera kau!nga marsahit amangmu parsinuan,holan au nama namarmudu-mudu ho,sotung gotap di tonga dalan singkola mi.”bujuk ibunya. Maria mulai meneteskan air mata,mengingat keadaan keluarganya,ayahnya yang telah terbaring lemas di rumah karena gagl ginjal ,dan tidak ad uang untuk membawanya ke rumah sakit.dia anak pertama,jadi harus sanggup menjadi tulang punggung kedua di rumahnya. Getaran hp di kantongnya membuyarkan lamunannya.”ri,gue udah di depan rumah loe,loe dimana?”. Pesan singkat dari rico ,menggetarkanjantungnya. Bagaimana mungkin rico datng ke rumahnya. Karena rico masih anak baru,jadi dia tidak mungkin tahu.(teresia)


Rico duduk di depan teras rumah yang sangat sederhana itu sambil melirik hpnya dan melihat sekitarnya. Dia sekarang ada di depan rumah maria. Tiba-tiba seorang anak kecil dari dalam rumah iu keluar dan mendatanginya. “mau mencari siapa kau bang?”tanyanya polos.”eh adek,gue mau nyari maria.ne rumah maria kan?” balasnya membuat anak kecil itu geli mendengar bahasa rico.”ihh asing bahasana.ehehe. kak marianya!lagi di balian dia sama mama ku sama abangku juga. Mau ngapain itu?”tanyanya lagi .”oh gtu ya dik,abang temannya di sekolah,mau ngerjain tugas sih.udalah dik,gak ngerti juga kamunya. Abang pulang dulu ya dik.makasih”jawab eico sambil mengusap kepaal anak itu dan pergi. Di jalan pulang,dia mengambil hpnya dan membuat pesan kepada maria.”maaf ya udah ganggu,ternyata lagi kerja ya. Besok aja deh kita lanjut”. Maria pun membaca sms itu dengan hati yang kacau. Dia merasa malu karena rico mengetahui keadaan keluarganya. Dan rico adalah cowok yang disukai dia,apalagi rico itu pintar dan baik sejauh ini. Walaupun dia terbilang anak baru yang pindah dari Jakarta..
“pa so mai jo inang,taula ma joon asa intor sae-sae daba.toe karejo ma.”ibunya menyadarkannya dari khayalannya. Tanpa menjawab,dia pun langsung menyimpan hp itu dan mulai berjalan dengan sedikit bermalas-malasan.(Putri)


 Sekarang, pikiran Maria sudah kacau memikirkan apa yang akan dikatakannya kepada Rico dan apakah Rico akan menjauhi dia Karena sudah tahu akan kedaan keluarganya? “Ya udahlah, biarlah kapila berlalu. Apa yang terjadi memang sudah selayaknya terjadi. “ kata maria dalam hati. Di lain tempat Rico bertanya-tanya dalam hatinya kebingungan. “Bagaimana ini belum siap tugas pulai. Mana besok lagi dikumpul. Duh sial banget nih. Gak papalah gue ngerjakannya besok di sekolah sama Maria, manatau malam ini dia sudah selesai, kan bisa tinggal catat besok. Sekarang nonton bola dulu ah. “ Tanpa sengaja ia telah melihat Tono melewatinya membawa kereta. “Hey, Ton !!!! " teriaknya keras. Tono pun langsung menghentikan keretanya sejenak dan melihat ke belakang. “Oh !! Kau nya itu Rico? Mau ke mana kau?” katanya langsung. “Ini Ton, gue mau ke lapsi nonton bola. Lo mau ke mana? Bisa nebeng gak?” “Ah kebetulan itu aku juga mau kesananya . Ayolah naiklah kau biar cepat kita nyampe. “ “Oke Ton , Tengs ya, jawab Rico sambil menaiki keretanya. 

(Harry Octavianus Purba)


Sesampainya di lapsi, pertandingan bola sudah jalan satu babak. “ah gak seru lagi lah udah satu babak pun jalannya.” Seru Rico. “kau attong entah dari mana kau mangadangi.” Balas tono. “lo sendiri emang darimana. Lo juga baru datang kok.”kata Rico. “bah jangan salah kau kawan. Aku tadi baru ngantar cewekku pulang. Katanya dia mau ke salon dulu sama mamaknya. Biasa urusan boruboru.”jawab Tono bangga. “emang ada cewek yang mau sama lo. Apalagi elo bilang cewe lo mau ke salon. Emang secantik apa sih dia? Cewek jalanan aja kagak mau sama elo.” Ledek Rico. “eh Rico jangan salah kau. Gini gini banyak yang suka samaku ya. Cuma ku tolak semuanya. Emang kau kek mana rupanya. Wajahmu memang gantengnya macam Sharul khan, tapi mana ada cewek yang mau sama kau”, kata Tono geram. Mendengar itu Rico merasa di siram air panas, dan dia lemas seketika. “terserah elo deh, yang jelas gue masih lebih ganteng dari elo. Gue pulang dulu ya, udah males nonton bola. Acem ayam berjoget aje nih semuanya.” Seru Rico seraya meninggalkan tono yang masih menikmati pertandingan sepak bola. 
Berjalan menyusuri jalan bukit barisan, Rico masih memikirkan kata-kata Toni. “iya yah, kok gak ada ya cewek yang mau sama gue?”pikirnya. tiba tiba dilhatnyalah dua orang perempuan yang sedang menyuci baju di pinggir danau. Yang satu sudah agak tua, dan yang satu lagi masih muda. “masih bening”pikirnya. “Mungkin yang tua itu ibunya.”pikirnya lagi. Diperhatikannyalah gerak-gerik perempuan itu. Dia tidak menyangka ada cewek secantik itu di daerah ini. “kalau cewek sini secantik ini semua, gue gak pengen balik lagi de ke Jakarta. Mending di sini aje.”pikirnya sambil memandangi cewek itu. Gadis yang sedang dia perhatikan itu tidak merasa ada yang meliriknya. “ika udahlah inang nanti sakit kau. Pulang ajalah dulu. Udah siapnya mamak nyuci.” Kata perempuan tua itu menyuruh gadis itu berhenti bermain air. Tapi gadis itu hanya geleng -geleng saja dan senyum. Dari jauh Rico makin terpesona dengan senyumannya. “ah cantik kali cewek itu. Kayak pemain pilem india.” Seru Rico dalam hati. “ternyata namanya Ika, ah gue bakal buktikan siapa gue yang sebenarnya.”kata Rico seraya mendatangi Ika. “halo, Ika kan? Masih kenal aku kagak?”kata Rio memulai percakapan . “kita kan dulu pernah sama sama satu sekolah”sambung Rico lagi. Padahal tak pernah sekalipun si Rico satu kelas sama si Ika ini, Cuma biar ada ajanya bahan pembicaraan. Si ika langsung melompat dan mengelus elus kepalanya ke badan Rico. Rico merasa terkejut seakan benar si Ika ini pernah satu sekolah sama dia. Si ika gak bicara, tapi dia senyum dan malu malu aja. Datanglah mamak si ika katanya,”bah, yang dari rumah sakit jiwa yang di medan itu juga nya kau? Bah las boi ate pajumpang hamu nadua dison. Nunga masihol si ika tu donganna disan. Untung ro ho boi pamalum lungun ni borukkon.” Mendengar itu seluruh rambut yang ada di tubuh Rico seakan berdiri. “yah ternyata di orang gila. Mampuslah aku.”pikirnya. “aduh, gak si ika ini nya ternyata. Salah orang aku namboru.”jawab Rico sambil mendorong kepala ika jijik. Dia pun lari terbirit birit meninggalkan Ika. Tak mau kalah, Ika pun ikut mengejarnya, tak ingin melepas pujaan hatinya itu. “ampun nasib-nasib” ujar Rico dala hati (FITRY)


“jauh-jauh deh orang gila tuh dari gue”ucap rico dalam hati. Dia pun balik ke rumahnya dengan wajah si gadis itu masih terekam di otaknya. “cantik-cantik kok gila ya? Ya ampun.” 
Beda dengan biasanya, pagi ini Rico datang lebih cepat ke sekolah. “Maria, bagi dong tugas matematika kemarin!” minta memohon sambil memelas. 
“kamu belum siap ya?” Tanya Maria
“ ah, biasalah. Semalam ada urusanku sama teman. “ jawab Rico ringan
“ ya udah. Ini, cepat! nanti Pak Napitupulu datang” kata Maria sambil menyerahkan buku itu dengan senyum yang indah.
Ih, Maria kenapa sih? Atau jangan-jangan ini awal yang baru ya untuk… hehehe . Aku kan lumayan ganteng" batin Rico.
“Selamat pagi anak-anak” sapa Pak Napitupulu. 
“Selamaat pagii paak!!! “
“Gimana tugas yang kemarin? “
“Bereslah dah pak ! “ balas anak-anak.
“oke, sekarang bapak mau periksa. Tunjukkan. “ 
“psst! Rico! Rico!” bisik si Songgot
“ada apa?” 
“bagi jo dia au nomor sada i. ai ndang sae dope ahu.Hatopi jo!! ”balas Songgot berbisik
“Ya udah, nah. Cepat ya!“ kata Rico sambil memberikan bukunya. 
“oke. Sip mai .” 
Jarak 3 meja dari meja Rico pak Napitupulu sekarang berada. 
“Songgot, kembalikan bukuku. Udah datang bapak itu! Cepat! “
“tunggu dulu. Bentar laginya ini” jawab Songgot.
Rico semakin gelisah karena pak Napitupulu sudah mendekat.
“ Woi, cepat dulu kembalikan. Ah, gembel!” kata-kata itu sangat kuat terucapkan Rico sehinggga semua pandangan tertuju padanya. (kiki)


Dengan cepat pak Napitupulu berjalan ke meja Rico. 
“Heh Rico! MAna pr mu?” sambil menaikkan kumisnya sebelah.
“ini pak. Tenang. Ini saya sudah selesai kok pak.” Jawabnya dengan santai
“Ini buku jelas-jelas punya si Songgot. Itu ada namanya. Pintar kali kau margabus.” ujar pak Napitupulu
“ Si Songgotnya yang minjam pak. Bukan aku. Dia mencontek punya ku! “ jawab Rico
“ Iii tahee, bapa. Ibana do na mancontek tu ahu.” Balas Songgot mantap.
“bah.. bah.. boasa gabe adong bahasa mancontek. Jadi ise do sumber ni on sude? Tunjukk tangan ma jo!” ujar pak Napitupulu dengan emosi.
“Maria aku minta maaf ya. GAra-gara aku, jadi seperti ini semua. Jangan marah ya?” buju Rico agar Maria tidak marah
“kalau bukan karna suka aku sama kau, udah kumatikan kau!” batin Maria.
“saya pak. Tadi aku ngasih pr ku sama Rico.Saya minta maaf pak.” Jawab Maria pasrah.
“ahh, ho bah Maria! Kecewa ahu dibahen ho. Kaluar ma jo hamu patolul sotung gabe tu hamu anon angka barang on marsappatan. Dung sae I, paias kamar mandi i.” tegas pak Napitupulu
“tapi kan pak, aku perempuan. Gak mungkkin aku ngerjain itu pak” mencoba membujuk pak Napitupulu.
“Untuk kali ini nggak berlaku nepotisme. HAtop. LAho ma hamu patolu”tegasnya lagi
“oke pak. Laho pe hami. Mauliate da pak” bisik Songgot (naomi)


Maria berjalan jalan setapak menuju rumahnya. Sudah berpuluhan batu yang sudah di tendangi Maria sejak melewati gerbang sekolah. Lalang-lalang dipinggir jalan pun tampanya sudah menjerit karna Maria menariki ujung lalang tersebut dengan kasar. Kekesalannya hari ini membuat hatinya hancur terlebih lagi karna di keluarkan dari kelas. 
“ah.. palak kali aku lihat si Rico ini. Sok ganteng. Ntah kenapa aku sukak sama dia.” Ucapnya sambil menendang batu. 
“aduh..aduh make… sakit kaliii” rintih Maria. Dia pun terduduk di jalan setapak itu yang sedang sepi dan Maria tidak malu duduk disana
Terik matahari tiba-tiba tersamarkan karena berdirinya seorang lelaki yang bertubuh jangkung. 
“ando..ando bantu dulu aku. Sakit kali kaki ku ini.” Rintih Maria sambil sekilas melihat wajahnya.
“Ando? Aku ini Rico! Jangan ganti-gantilah namaku” jawab Rico singkta
Maria terkejut dan tetap menatap tanah. Sepertinya kekesalannya tertutupi karena rasa deg-degannya saat melihat Rico. Hanya saja tangan Rico yang mengusap rambut Maria membuat dia bangun dari lamunannya dan kembali normal. Maria bangkit dan berdiri dan menarik bibirnya hingga tampak senyum getirnya. Dengan wajah tenang tapi hati yang panas, Maria pun membalikkan badan Rico. 
“Makasih ya. Tapi sebelumnya aku minta maaf baut yang tadi.” Ujar Rico sambil menyunggingkan senyumnya.
Dan mereka pun berjalan pulang bersama.
by:rocky hutajulu


Di tengah jalan, Maria bertemu dengan Ando. “Bah, kenapa kau Maria? Kenapa jalanmu pincang?” tanya Ando. “Tadi gak sengaja tertendangku batu. Batunya tadi agak besar” jawab Maria sambil menahan rasa sakit. “Sini lah, biar kubantu kau jalan” ajak Ando. “Makasih, ya!” jawab Maria. Di tengah perjalanan, Maria bercerita tentang apa yang dialaminya di sekolah tadi. “Do, masak tadi kupinjamkan Prku sama kawanku, malah jadi dihukum aku. Terus waktu pulang tadi tertabrak batu. Sial kali nasibku hari ini” rutuk Maria. “Sudahlah, attong kau jangan terlalu baik sama kawanmu” kata Ando. “Tapi yang minjam Prku cowok, lumayan ganteng pula” kata Maria. “Siapa namanya?” tanya Ando. “Si Rico namanya. Tapi waktu pulang dibuatnya aku palak. Masak dipukulnya aku?!” ucap Maria. “Ah, tapi nanti suka kau samanya” ujar si Ando sambil mangalesengi Maria. “Siapa nanti yang suka samanya??” ucap Maria. (renaldi situmorang)

 Alah, sok – sokannya kau, Mar. Sekarang kau bilang gak suka, nanti jadi cinta mati,” Ando masih menggoda Maria sambil menahan tawanya. “Nggak..nggak, emm, gak suka aku sama dia” wajah Maria memerah karena malu, dia mulai salah tingkah. “Kenapa kau bilang suka aku sama dia?”
“Iyalah, kau belum pernah cerita tentang laki-laki samaku, sekarang kau ceritakan dia, berarti ada sesuatu yang buat kau ingat sama dia, apalagi tadi kau bilang dia ganteng, setauku kau gak pernah bilang ada laki-laki yang ganteng selain pak tua sama bang Lambok. Berarti kau ada sesuatu sama si Rico tu, iya kan? Jujur ajalah kau” kata Ando. Maria terdiam mendengar analogi Ando itu, dalam hati dia terheran-heran, sejak kapan Ando bisa menganalogi sesuatu hal setepat itu. (Jubilate)


Di rumah pun Maria juga termenung karena perkataan Ando, tentang sikapnya, alhasil nafsu makannya pun hilang. Nafsu makan yang hilang itu membuat ibunya heran, dan bertanya padanya, “Apa maksudmu inang? Kenapa kau kau kayak gak biasanya?” Maria menjawab, “Gak ada kok, mak”. Ibunya berkata, “Jangan bohong sama mamak, manangna alani baoa do ho?”, Maria tersenyum tipis, dan seolah-olah ada yang memaksanya untuk bercerita dengan ibunya itu. Mendengar penjelasan Maria ibunya hanya tersenyum dan berkata, “Ai nga anak gadis hape ho inang, nga dibotoho songon-songoni, alai ingot tugasmu saonari marsiajar inang,” “Ya, mak” jawab Maria. (Jefri)

 “Ah, tak tahu lah aku ini bah! Ngapain kupikiri dia terus. OK, Maria! Tugasmu belajar, lihat adik-adikmu, kalau kau tak sukses, mau jadi apa adek-adekmu?” Maria berbicara pada dirinya sendiri.
Maria tengah membaca novel, saat tiba-tiba Rico dan komplotannya datang dan menyanyikan lagu Maria.
“Maria... taringot au naung salpu i...
Maria... sega nai pikkiranki, marningot ho...
Maria didia ho...”
Otomatis, satu ruangan pun heboh melihat kejadian itu wajah Maria pun memerah mendengar lagu itu karena malu. Melihat hal itu, Rico dan komplotannya pun tertawa terbahak-bahak. Hal itu sontak membuat wajah Maria makin merah. Namun kali ini bukan karena malu, ini karena marah. Merasa dipermainkan oleh Rico.
“Pengen kutempelenglah si Rico ini” ucap Maria dalam hati. Tapi, tetap saja dia tak tega. Macam mana mau tega, dia pun udah ada rasanya sama si Rico ini. “Kenapalah aku harus suka sama orang kayak kamu?” pikir Maria. (Kumala D. S)


Sementara, dari kejauhan sana, Ando hanya bisa memperhatikan Maria. Lalu sesekali melirik Rico dan komplotannya itu. “Ck! Apa-apaan sih dia itu” batin Ando. Dia mulai kesal pada Rico yang mulai mempermainkan Maria, itonya itu. (Agustina)

Ando tidak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak berani melawan Rico dan komplotannya.”kalau sampai begini terus maria bisa-bisa depresi jika dibuat si kunyuk ini”,kata Ando dalam hati.”haruskah aku balas dendam atau mendekatkan diri pada Maria?” batin Ando berkecamuk sambil menutup kepalanya dengan tas yang dibawanya.(martin tamba)

Lalu Ando mendekati Maria dan mengajak Maria bicara, karena Ando juga mengetahui bagaimana perasaan Maria sekarang. Ando mengajak Maria keluar ruangan dan duduk di bawah pohon beringin yang sejuk. Ando mulai berbicara dan membuat kelucuan lalu menceritakan kejadian-kejadian lucu saat mereka masih kecil. Saat mereka marsitekka yang kemudian Maria jatuh dan dia menyentuh kotoran ayam. Saat mereka main alip cendong (main petak-umpet) dimana Maria hilang pada malam itu. Akan tetapi setelah 2 jam dicari ternyata Maria ketiduran di dekat kandang ayam. Ando dan Maria tertawa terbahak-bahak mengingat itu. Maria sudah melupakan kejadian yang tadi. Ando juga senang berhasil membantu itonya itu.(veri)

 Hari makin hari, Rico semakin sering mendekati Maria dan makin menyukai Maria. Maria pun sebenarnya menyukai Rico tetapi baik Rico maupun Maria tidak mengetahui isi hati orang yang disukainya. Rico pun semakin mendekati Maria untuk menunjukkan bahwa dia suka pada Maria. Tak lama setelah itu,tidak tahu kenapa sikap Riko kepada Maria berubah 180 derajat, yang dulunya tak lupa menyapa Maria setiap hari, kini seperti orang yang tidak pernah saling mengenal. Ternyata perubahan sikap Rico itu karena dia mendengarkan kabar angin bahwa Maria berpacaran dengan Ando. Rico sih percaya saja, apalagi dia sering melihat mereka berdua selalu bersama kemanapun. Rico semakin jauh dari Maria. Maria juga merasakan perubahan yang dialami oleh Rico, dan karena selalu memikirkan hal itu Maria ketinggalan pelajaran dan membuat nilainya anjlok. Hal itu membuat Ando marah kepada Rico. (Hutrizain saragih)

 Namun Ando sadar, marah tidak ada gunanya. Ando pun mulai memikirkan alasan Rico menjauhi Maria. Sampai ia sadar kalau mungkin Rico cemburu melihat Maria bersama dirinya, meskipun sesungguhnya Ando dan Maria mariboto. Ando pun memutuskan untuk menemui Rico. Saat mereka bertemu, Ando menceritakan kenyataan di antara mereka. Rico pun sadar dan menyesali perbuatan yang dilakukannya tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. (wilryan nico purba)

Rico terlamun sesaat, setelah berulangkali Ando memanggil Rico, akhirnya Rico menyahutnya. Setelah itu tanpa ada satu katapun dari mulut Ando, ia pergi. Ia hanya menepuk pundak Rico. “Ah, bodoh kali aku!!” gerutu Rico dalam hati. “Kenapa pulak aku bisa berpikir kayak gitu??” lanjutnya. Lalu, sesegera mungkin Rico mengambil telepon genggamnya, ia mencari kontak bernamakan Maria, dan mengirimkan pesan elektronik. Masih dengan pikiran narsisnya, ia menuliskan :
“Maria I wanna meet you tonigt.
I’ll be waiting for you @Hasian cafe.
See you tonight” (dameria)


Brrrrr..... ponsel Maria bergetar. Diambilnya ponsel bermerk Nokia itu. Sebuah pesan yang berasal dari Rico. Ia berpikir, untuk apa Rico mengSMS dia. Akhirnya ia membuka pesan itu dan segera membacanya. “Songon na asing si Rico on?” tanyanya dalam hati. Maria berpikir kata-kata apa yang cocok untuk membalas pesan Rico. Diambilnya sebuah buku dan pulpen, ditulisnya kata-kata yang tepat untuk membalas pesan itu. Sudah berkali-kali ia menulis dan akhirnya hanya kata OK yang dapat ia ketik di ponselnya itu. Ia segera mengirim pesannya itu kepada Rico. (Dody L.G)

Dalam hati Maria merasa hal yang aneh tpi indah. Maria merasakan bahwa hal baik akan terjadi segera. Bertemu rico mala mini sesuai pesan rico. Maria membuka lemarinya ,mencari-cari pakaian apa yang cocok untuk dpakainya bertemu dengan rico. Pakaian tertumpuk di tempat tidurnya selagi mencari pakaian.(bungna)

Akhirnya, dia menatap celana jeans hadiah itonya Ando saat dia berulangtahun kemarin. Diambilnya celana itu. “On ma hu pangke, asa songon na sexy jo iba”. Dan mengenakan baju yang berenda kakinya. Jarum jam berdetak terus, asyiknya mencari-cari baju, terkejut melihat jarum panjang di utara dan jarum pendek di selatan, pukul 6 sore. Maria bergegas untuk mandi, berdandan yang cantik, memakai parfum rose produk Oriflame. Pada pukul 18.35 tepatnya Maria mengeluarkan langkah dari pintu dan berharap tak lama menunggu Sudaka untuk mengantarnya ke Hasian cafe. Dengan rambut panjang, terurai lurus yang dibawanya, dia menaiki Sudaka 02 dan tiba di Hasian cafe. Terlihat Rico duduk bersandar di tembok samping Hasian cafe. (Josua sihombing)

“Hey Ric, udah lama nunggu yah?” tanya Maria sambil melambaikan tangannya. Lalu Maria duduk di kursi bersama Rico. Rico mungkin agak geli berduaan sama cewek, karena memang ini pertama kalinya Rico merasakan indahnya cinta. Dengan setengah menyamping sambil merapikan rambutnya sesuai ajaran laenya di Lumbanjulu, Rico mulai memecah keheningan yang sempat ada beberapa detik. Namun apa daya, rambut Rico tetap sulit dirapikan walaupun ia susah payah menyisirnya. (Putra)

Tanpa mempedulikan rambutnya lagi, dia pun mulai berbicara dengan Maria. Walaupun bahasanya janggal Rico tetap berbicara dengan Maria. Maria pun terlihat malu-malu menjawabnya. (Rikky)

Rico yang melihat perubahan ekspresi di wajah Maria, langsung dengan sigap mengalihkan pembicaraan, “Oh, ya... kamu mau minum apa? Biar aku yang pesankan...” ungkap Rico. Maria meminta minuman yang sama dengan Rico. Setelah beberapa lama, pesanan pun datang. 10 menit setelah itu.... Hening..... Dan tiba-tiba.... Rico meraih tangan Maria di atas meja, dan menggenggamnya dengan lembut. Suasana romantis di kafe pun, kebetulan mendukung suasana itu. (Dwiyan)

 “Maria, aku mau bilang sesuatu.” Kata-kata itu terlontar dari mulut Rico dan membuat Maria tersipu malu. Jantungnya berdetak lebih cepat. Maria dengan refleks menggigit bibirnya. “Aduh, mau jawab apa nanti, terima gak yah??” Maria bergumam dalam hati. “Maaf ya, selama ini aku salah paham samamu sama si Ando, tapi itu pun gara-gara sukanya aku samamu.” Rico berhenti bicara, membuat Maria ingin lari saat itu.
“Ngggg, ya, aku hanya sepupuan sama si Ando. Anak inangudakunya dia, berarti itoku lah itu!” kata Maria. (Bolas)


 “Ya, udah taunya aku. Tapi yang paling penting yang mau kubilang, aku akan....” Rico kembali terdiam.
“Akan....?” lanjut Maria.
“Kembali ke Jakarta. Setelah lulus, aku akan pulang. Aku berencana kuliah di Amrik.” Rico tertunduk. Maria terdiam. Ternyata
 pikirannya salah, ia sempat berpikir Rico akan menembak dia.
“Amrik? Seriusnya...??!!” Maria tidak percaya.
“Holong rohakku tu Maria. Dang margabus au... Ehmmmm. Aku berharap kau bisa memberi keputusan bijaksana. Melupakanku atau menungguku. Aku akan siap menerimanya.” Rico bergeming.
Maria sedikit risih mendengar perkataan tadi. Ini kan hanya pacaran, eeh bukan pacaran, mengapa kata-katanya seperti mau menikah?
“Ooh, gak apa-apa.. Aduh, kita kan masih SMA. Jangan mematangkan rencana seperti itu. Anggo ho do rongkaphu, dang tudia i.”
Maria berusaha menyembunyikan kesedihannya dengan kata-kata santainya. (Tomy)



Blue Fire Pointer