Sabtu, 30 Juni 2012

PACAR

ilustrasi #1   Seorang siswi SMA sedang hang-out bersama teman-teman sepermainannya. Tanpa ia sadari, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia segera meminta diantarkan pulang oleh pacarnya. Sesampainya di rumah, ia melihat rumah telah dipenuhi dengan bermacam-macam sendal, kereta, mobil, dan suara tangisan. Tanpa berpikir panjang, ia langsung turun dari sepeda motor ninja itu dan langsung berlari masuk ke dalam rumahnya. Ia menangis dan tak percaya ternyata ibunya telah meninggal dunia. Ia berjalan dengan pucat menemui pacarnya dan menceritakan semuanya. Sang pacar hanya mengelus kepalanya dan berkata, "Sudahlah, tak ada gunanya lagi kau tangisi ibumu. Kau hanya membuang tenagamu yang tak bisa membangunkan ibumu kembali. Toh, ia sudah pergi kesisi-Nya dan kini kita hanya bisa berdoa..". Siswi tersebut hanya terdiam. Sejenak ia melipat tangannya dan berdoa, mendoakan ibunya hingga menangis lebih kencang lagi, "Sudahlah. Daripada kau menangis terus, dan wajahmu tampak semakin suram, ayolah, ikut aku, kita akan menghilangkan stressmu dengan berjalan malam ini, sampai kau puas". Ia kemudian membawa siswi tersebut berkeliling kota dan mengajak teman-temannya yang lain untuk bersenang-senang hingga larut malam.
.
ilustrasi #2
   Sepasang kekasih, Ani dan Reza, masih menjalin hubungan sekitar 3 bulan. Tetapi, perilaku Reza semakin lama semakin aneh. Ani sering dicuekin ketika ngomong hanya karena Reza keasyikkan sms-an. Suatu hari, mereka berjalan-jalan sekedar menikmati indahnya sore hari di pinggir pantai. Ani berjalan pelan dan merasakan lembutnya pasir pantai, sedangkan Reza sibuk dengan handphonenya. Ani merasa diduakan dengan orang yang sedang menjadi teman sms-an Reza. Semakin lama, langkah Ani semakin cepat dan ia lebih sering mengantuk-antukkan kakinya di atas pasir putih tersebut. Ani berhenti dan berkata, "Za, kamu bisa nggak berhenti ngetik-ngetik. Daritadi aku liatin, kamu sibuk sendiri aja, nggak jelas. Yang pacar kamu, aku atau HP kamu sih?". Reza hanya mengeryit dan dengan simplenya ia berkata, "Ya udah sorry, kamu mau bilang apa?", Ani diam, dan menggigit-gigit bibirnya, "Za, kamu udah terlalu sering giniin aku, dan sekarang kamu tinggal bilang sorry, gampang banget lo!". Reza menatap Ani dengan penuh harap ia akan berhenti mengoceh dan melanjutkan jalan sore ini, "Za, mungkin udah saatnya kita putus. 3 bulan masa suramku bersamamu, membuat aku semakin stress dan tidak berguna". Reza berusaha menarik dan menyakinkan Ani. Tetapi semuanya sia-sia. Dia pergi dan pulang dengan marah sambil menangis kecil. Dia berdoa kepada Tuhan agar dikuatkan menjalani hidup lebih baru lagi tanpa Reza.
.
Mungkin, ilustrasi pertama membuat kau merasa, seandainya aku punya pacar seperti dia, yang masih dekat dengan Tuhan sehingga mau menyuruhmu untuk berdoa dan yang pengertian berniat untuk menghilangkan kesedihanmu. Tetapi, pikirkan kembali apa yang telah ia lakukan kepadamu. Dengan kata lain, ia hanya ingin mengelabuimu dengan cara halus. Ia bukan pengertian kepadamu, dengan mengelus kepalamu dan menyuruhmu untuk berdoa kepada Tuhan, tetapi hanya ingin menarik hatimu agar mau mengikutnya mengelilingi dunia malam yang ia jalani.
.
Untuk ilustrasi kedua, kau mugkin sudah sering mendengar kisah-kisah seperti ini. Mungkin, kau akan merasa romantis ketika pacarmu mengajakmu berjalan dan menikmati indahnya sore hari di tepi pantai. Tetapi, coba perhatikan gerak-gerik pacarmu yang akan membuatmu jengkel tak karuan. Mungkin, ini terasa kekanak-anakan jika alasan diputuskan hanya karena dicuekin. Tapi jangan anggap ini sepele. Lebih condong bersms-an dibandingkan memerhatikan pacar adalah hal yang perlu dicurigai dan jangan takut untuk memutuskannya.
.
 
Blue Fire Pointer